Ini puisi karya Rendra yang ada di diary ku tertulis 12 Agustus 2009.
Agak berbeda karena disesuaikan sama situasi kondisi yang lagi Ayun rasain.
Bukannya maksud Ayun merusak karya indah Rendra, tapi puisinya menginspirasikan Ayun banget. .
Kupanggil Namamu
sambil menyebrangi sepi
kupanggil namamu, lelakiku
apakah kau tak mendengarku?
malam yang berkeluh kesah
memeluk jiwaku yang payah
yang resah
sia-sia ku cari pancaran sinar matamu
ingin kuingat lagi bau tubuhmu
yang kini sudah ku lupa
sia-sia
tak ada yang bisa ku jangkau
sempurnalah kesepianku
angin pemberontakan
menyerang langit dan bumi
dan serigala-serigala
muncul dari masa kelam
merobek-robek hatiku yang celaka
berulang kali kupanggil namamu
di manakah engkau, lelaki ku?
apakah engaku juga terjerat masa kelam?
kupanggil namamu
kupanggil namamu
sambil terus memanggil namamu
amarah pemberontakanku yang suci
bangkit dengan perkasa malam ini
dan menghamburkan diri ke cakrawala
keheningan sesudah itu
sebagai telaga besar yang beku
dan aku pun beku di tepinya
wajahku. lihatlah. wajahku
terkaca di keheningan
berdarah dan luka-luka
dicakar kebodohanku . .
0 comments:
Posting Komentar